Sabtu, 24 Juli 2010

HAN di SD Negeri Jalatunda 3

Jalatunda, Kamis, 22 Juli 2010 Tema: Back to Nature

Peringatan hari kanak-kanak Nasional selalu disambut dengan meriah oleh seluruh warga SDN 3 Jalatunda. Jika biasanya selalu mengadakan berbagai kegiatan lomba-lomba yang diikuti oleh semua siswa mulai kelas 1 sampai kelas 6 mulai dari lomba balap kelereng, makan kerupuk, pecah gentong, memasukkan benang dalam jarum, balap karung, sampai pada lomba joged balon berpasangan, tetapi kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumya. Pada peringatan hari kanak-kanak Nasional kali ini mengambil tema "Kembali ke Alam" atau "Back to Nature"

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, mulai pukul 07.30. Semua siswa berkumpul di halaman sekolah untuk menerima pengarahan dari Guru dan Kepala Sekolah tentang pelaksanaan peringatan HAN ini. Kepala Sekolah menjelaskan tujuan pelaksanaan hari Kanak-kanak Nasional ini dengan harapan anak akan lebih mencintai lingkungan tempat tinggalnya, mau menjaga kelestarian alam dengan tidak melakukan hal-hal sederhana yang akan dapat merusak keindahan alam seperti ; membuang sampah sembarangan, mencorat-caret ditempat yang tidak semestinya, serta merusak berbagai tanaman yang ada.

Selanjutnya anak-anak berbaris menurut kelasnya masing-masing mulai dari kelas yang terendah sampai ke kelas yang tertinggi. Mereka berjalan sambil menyanyikan berbagai lagu anak-anak serta lagu-lagu perjuangan menuju bukit pinus yang berada kurang lebih 2 km dari SDN 3 Jalatunda ke arah selatan. Perjalanan dimulai melewati jalan aspal yang sudah mulai rusak sejauh 1km, kemudian masuk ke jalan setapak menuju bukit pinus. Pada jalan setapak ini anak harus berjalan satu-satu, sehingga barisan menjadi sangat panjang karena terdiri dari dari 244 siswa serta 7 dewan guru.

Pendakian mulai dimulai di lereng bukit sebelah selatan dukuh Karang Kobar menuju bukit Sawangan. Barisan anak-anak berjalan pelan-pelan karena kondisi jalan yang cukup licin. Sesekali barisan melewati sungai-sungai kecil yang airnya sangat jernih. Ternyata banyak mata air yang dialirkan melalui pipa-pipa paralon menuju desa dan dijadikan sebagai sumber mata air bagi penduduk desa bahkan ditampung pada bak-bak penampungan. Air disini terasa sangat segar karena belum tercemar oleh berbagai kotoran dan zat kimia lainnya.

Suasana pendakian sanagat menyenangkan. Pemandangan yang sangat indah, pohon-pohon pinus yang tinggi menjulang bergoyang ditiup angin yang seolah menyenandungkan lagu merdu. Bunga-bunga perdu liar bertaburan, dihinggapi kupu-kupu nan cantik. Sungguh pemandangan yang indah yang jarang dapat ditemukan.

Akhirnya rombongan berhenti di tempat yang cukup lapang dan datar. Anak-anak beristirahat, duduk di bawah pohon pinus. Mereka membuka bekal yang telah dibawa dari rumah masing-masing. Makanan sederhana khas Jalatunda. Bahkan Salah satu Murid yang bernama Miswanti dari kelas 6 sengaja membawa makanan untuk Bapak dan Ibu Gurunya. Nasi Krekel, sambal terasi, ikan asin, hidangan yang sangat lezat dinikmati di atas bukit.

Setelah merasa kenyang, anak-anak menikmati keindahan bukit sambil mengadakan berbagai permainan seperti tebak-tebakan, bernyanyi-nyanyi, bahkan ada yang mengumpulkan bunga-bunga pinus untuk oleh-oleh. Sekelompok anak laki-laki ,menuju lereng bukit sebelah selatan menuju sungai. Mereka akhirnya mandi di sungai yang cukup jernih airnya, dan arusnya tidak begitu deras. Untuk mengawasi anak-anak itu dilaksanakan oleh Guru Penjas, Agus Setiyadi,SPd.

Pada pukul 11.00 anak-anak melanjutkan perjalanan pulang, dengan hati yang gembira. Anak-anak yang rumahnya diselatan sekolah boleh langsung menuju rumah masing-masing, tetapi yang berada di Kemokon, Karang Jambe masih berjalan menuju ke arah sekolah, kemudian pulang ke rumah masing-masing.

Dengan diperingatinya hari Kanak-kanak ini diharapkan timbul semangat yang baru untuk menyambut tahun pelajaran baru.

1 komentar:

  1. Terasa benar, anak-anak adalah keajaiban dunia. Kosmik yang memiliki sudut dan taut sendiri dalam relasi kosmos besar. Tetapi jagad anak bisa lebih besar dari dunia. Jika tak percaya, tanyakan mimpi mereka; tak terbatas, bahkan oleh logika konservatisme para orangtua.
    Sehingga engenalkan anak pada sekitar jadi terasa penting untuk membumikan impian mereka. Methode out-bond demikian dapat menjadi opsi pembelajaran yang -dalam fase tertentu- bisa lebih effektif dari belajar dalam kelas.
    Tentu, bersama gurunya, mereka menyerap banyak dari yang ia peroleh di ruang kubus kelasnya.

    BalasHapus