Sabtu, 10 Desember 2011

Foto Suran Igir Tempayak



Sejak pagi hari penduduk desa Jalatunda dan sekitarnya telah berdatangan ke Igir tempayak, sambil menjinjing bakul berisi tumpeng lengkap dengan lauk-pauknya untuk melakukan acara ritual "chaos dhahar" di Igir Tempayak.




Bagi yang mempunyai hajat akan melakukan permohonan dalam sebuah ruangan, didampingi oleh sang juru Kunci Bapak Miran Miharjo dengan membawa sesaji berupa sepasang kembang kanthil, kembang telon, pisang raja dan pisang ambon masing-masing sejodho, serta sebutir telur.



Mereka memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, melalui perantara mbah Igir tempayak atau mbah Dual Payal. Apabila permohonan mereka berhasil dikabulkan, maka mereka akan datang kembali dengan membawa Tumpeng yang akan dimakan bersama keluarganya di igir tempayak.



Gambar sepasang patung yang berada di depan pintu masuk ruangan tempat persembahan.



Bapak Miran Miharjo, seorang pensiunan Mandor Perhutani yang sekarang mendapatkan wahyu sebagai sang Juru Kunci, menggantikan orang tuanya sedang diwawancarai oleh beberapa wartawan dari media cetak maupun elektronik.



Tumpeng yang telah tiba akan dibongkar setelah acara pembakaran dupa dan doa bersama. Sejumlah 554 tumpeng terkumpul di Igir Tempayak.

Ratusan warga yang datang ke Igir Tempayak tidak hanya berasal dari desa Jalatunda dan sekitarnya, melainkan juga datang dari berbagai daerah lainnya, seperti Wonosobo, Kebumen, Cilacap, Banyumas.

Bapak Camat yang baru, Bpk Joy Setiawan juga hadir dalam acara tersebut bersama Kepala UPT Dindikpora Kec. Mandiraja, Kapolsek Mandiraja didampingi beberapa pejabat yang lain.


Warga dengan sabar menunggu puncak acara Suran di Igir tempayak.


Keramaian ini juga dimanfaatkan oleh beberapa pedagang untung meraup keuntungan.


Saat doa bersama berlangsung.


Inilah nasi tumpeng yang berisi ingkung ayam, yang akan mereka santap bersama sebagai rasa syukur karena permohonan mereka telah dikabulkan, terutama permohonan telah diberi keselamatan.

Mereka mencari tempat sendiri-sendiri saat makan tumpeng bersama, sampai berada di kebun singkong.

Semua bergembira dapat makan bersama, dan berharap mereka akan terhindar dari bencana, tidak ada halangan apapun, seta mendapatkan berkah yang murah.

Jumat, 09 Desember 2011

Pelaksanaan UAS yang Memprihatinkan




Pasca longsor yang menimpa ruang kelas VI SDN 3 Jalatunda, otomatis siswa tidak bisa menempati ruangan kelas VI tersebut. Sebagai gantinya mereka dengan sukarela bekerja sama membersihkan gudang yang akan dijadikan sebagai ruangan sementara, menggantikan ruang kelas mereka yang rusak.



Gudang yang akan mereka tempati berukuran 5x7 meter. Sementara jumlah siswa kelas VI adalah 40 siswa, sehingga dengan sangat terpaksa mereka berdesak-desakan dalam melaksanakan pembelajaran.



Pelaksanaan Ulangan Akhir Semester tertulis dimulai tanggal 5 Desember 2011.Dari keterangan beberapa siswa menyatakan bahwa mereka kurang bisa berkonsentrasi dalam melaksanakan UAS karena harus berdesak-desakan.

Sabtu, 03 Desember 2011

Tinggal Kenangan.................

Hujan deras yang terjadi Jumat sore telah nengakibatkan tuntuhnya bangunan Ruang kelas VI SDN 3 Jalatunda. Hal yang telah diprediksi sebelumnya akhirnya terjadi juga. Kondisi bangunan yang telah retak, diserai turunnya pemukaan lantai akibat longsor yang terjadilah yang memicu ambruknya ruang kelas tersebut.



Pukul empat sore beberapa warga sekitar SDN 3 Jalatunda dan para pekerja yang sedang membangun mushala sekolah berkumpul di teras SDN 3 Jalatunda sambil menunggu hujan reda. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh disebelah timur (dari arah Ruang kelas VI)



Ternyata suara itu berasal dari robohnya ruang kelas yang telah retak sebelumnya. Ruang kelas ini akhirnya rata dengan tanah, disertai hancurnya pondasi bangunan.


Pada saat peristiwa itu terjadi, tidak ada anak-anak yang bermain di sekitar lokasi, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.



Kerugian yang terjadi akibat peristiwa ini diperkirakan mencapai delapan puluh juta rupiah.



Harapan kami, pemerintah segera mengganti ruang kelas baru, sehingga tidak mengganggu kegiatan pembelajaran, kerena tidak adanya ruang kelas untuk belajar siswa.

Jumat, 02 Desember 2011

Kegitan UAS Praktik

Ulangan Akhir Semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 mulai dilaksanakan. Diawali dengan Ulangan Praktik mulai tanggal 28 Nopember 2011 meliputi mata pelajaran Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Agama Islam, Penjaskes, Kertangkes, serta Muatan Lokal ; Bahasa Jawa, Tata Boga, serta Bahasa Inggris.
Kegiatan Ulangan Praktik Muatan Lokal Kabupaten (tata boga) kelas V memilih membuat "Putu Ayu"
Kue putu ayu dipilih karena proses pembuatannya yang relatif mudah, cepat serta menggunakan alat-alat sederhana dan dapat dipraktikan di rumah masing-masing siswa.
Pengadukan adonan dilakukan menggunakan alat pengocok telur manual, dengan komposisi masing- masing kelompok menggunakan 1/2kg tepung terigu, 1/2kg gula pasir, 1 gelas santan, 1 sendok kecil ovalet/TBM serta 4 butir telor.
Masing-masing kelompok bekerja sama untuk mengaduk adonan dan mempersiapkan cetakan serta alat untuk mengukus, sehingga kegiatan ini cepat selesai.
Praktik pembuatan Putu Ayu ini diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada acara-acara khusus seperti arisan dan perjamuan di resepsi perkawinan, dll.

Hujan Deras Menjebol Dinding











Senin, 21 November 2011

Menghitung Hari


Musim hujan yang mulai turun telah menggetarkan bumi Jalatunda. Kekeringan yang terjadi selama berbulan-bulan hilang sudah. Kondisi tanah yang labil kurang menguntungkan sebagian masyarakat Jalatunda. Longgsor menunggu di depan mata................

Seperti yang terjadi di SDN 3 Jalatunda, Kondisi tanah yang labil mengakibatkan sebuah bangunan RKB alokasi dana DAK 2009 terancam roboh.


Keretakan pondasi dan dinding kelas telah terjadi beberapa bulan yang lalu. Kondisi ini diperparah oleh turunnya hujan beberapa hari yang lalu.


Hujan yang mengguyur Jalatunda pada malam 17 Nopember 2011 memperparah kondisi ruangan Kelas VI, mengakibatkan keretakan dinding, jebolnya eternit ruang kelas serta turunnya lantai ruang kelas


Tembok kelas bergeser ke kiri dan mengalami kemiringan di sudut arah tenggara.


Kusen-kusen jendelapun ikut bergeser miring ke arah kiri.


Kondisi lantai yang cukup memprihatinkan, turun lebih dari 30 cm dari permukaan sebelumnya.

Untuk mengatisipasi terjadinya korban, maka siswa kelas VI dievakuasi ke ruang kelas yang lain. Tinggal menghitung hari akan keruntuhan bangunan RKB ini.

Selasa, 04 Oktober 2011

Melati dari Jalatunda



Siapa sangka gadis imut yang cantik ini adalah anak Jalatunda? Novi, panggilan akrabnya. Dia adalah seorang alumnus SDN 3 Jalatunda tahun 2004. Setelah lulus SD, Novi sempat mendaftar sebagai murid baru di SMPN 1 Mandiraja dan Diterima disana. Semangatnya untuk tetap sekolah terpatahkan karena kedidakmampuan orang tuanya dalam segi ekonomi. Seperti mayoritas penduduk Jalatunda, orang tua Novi bekerja sebagai buruh tani dimana penghasilan mereka hanya dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, bahkan kadang kurang. Akhirnya, Novi terbawa arus seperti teman-teman yang lain untuk pergi merantau ke ibu kota. Berbekal ijazah SD pekerjaan yang didapatpun sepele hanya menjadi seorang pembantu rumah tangga. Untungnya, majikan tempat Novi bekerja melihat Novi mempunyai keinginan yang kuat untuk belajar mengijinkan Novi untuk tetap melanjutkan sekolah sampai selesai SMA. Berbekal ijazah SMA Novi mencari pekerjaan yang lebih layak, tidak lagi menjadi pembantu rumah tangga, tetapi menjadi seorang Sales Promotion Girl (SPG) untuk sebuah produk yang ternama. Pengalaman anak inipun semakin bertambah. Dengan BlackBerry yang selalu menemaninya, dia berusaha mencari Link dari desa tempat dia berasal melalui internet. akhirnya dia menemukan beberapa kontak Guru SDN 3 Jalatunda dari akun facebook. Selain itu, diapun berhasil menemukan blog SDN 3 Jalatunda lewat browsing di dunia virtual.
Kesempatan cuti selama 3 hari digunakan untuk pulang kampung dan bertemu kembali dengan Guru-guru di SDN 3 Jalatunda, dan berbagi cerita dengan mentraktir makan bakso di warung Mandiraja.
Pola pikir dan semangat dari Novi perlu diteladani oleh anak-anak Jalatunda yang lain. Dia tidak malu dianggap sebagai perawan tua seperti kebanyakan gadis-gadis di desanya yang menikah pada usia muda. Teruslah berjuang Novi "Melati dari Jalatunda" semoga apa yang kau inginkan dapat terwujud!

Senin, 03 Oktober 2011

Pendukung tim Jamran pangkalan SDN 3 Jalatunda

Tim hasta karya bersama pembina pendamping
Kak Pembina bersantai di depan tenda
Ayo dibalik Bu biar tidak gosong!

Ibu -ibu wali murid berdiskusi untuk mengatur menu selanjutnya.

Wali murid dengan suka rela membantu memasak walau dengan alat yang seadanya

Sebagai ketua kontingen SDN 3 Jalatunda adalah Bpk. Sidik, S.Pd

Kak Pembina tampil menawan dengan balutan seragam terbaru. Dari kiri ke kanan adalah :
- Kak Rahmawati Dliah Kusumastuti,S.Pd
- Kak Sugiyati
- Kak Sri Kundari


Sebagai pembina pendamping regu Edelweys adalah Kak Rubiyah, S.Pd.