Sabtu, 05 Maret 2011

"GELOMBANG CINTA DI JALATUNDA"

Yang ku tulis disini bukanlah nama jenis bunga yang pernah "Booming" pada beberapa waktu yang lalu yang bernilai jutaan rupiah, ataupun kisah cinta antara dua hati.

Jalatunda ..............

Sebuah desa yang berada di wilayah kecamatan Mandiraja sebelah selatan, yang berbatasan langsung dengan wilayah kecamatan Purwanegara di sebelah timur dan sebelah selatannya berbatasan langsung dengan kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen.
Wilayah desa Jalatunda merupakan daerah pegunungan dengan yang kalau dilihat dari puncak bukit akan tampak seperti gelombang raksasa yang berwarna hijau.

Struktur tanah yang labil mengakibatkan sering terjadi tanah longsor seperti yang terjadi di bagian belakang rumah Kepala Desa Jalatunda, Bapak Satam beberapa hari yang lalu. Longsor yang terjadi di rumah Kades bukanlah yang pertama kali, tetapi sudah terjadi berulang kali. Volume longsor kali ini mencapai kurang lebih 125 meter persegi.

Kejadian seperti ini sepertinya sudah dianggap hal biasa. Seperti yang terjadi di warung Mba Sukarni yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan Mba Buek telah mengalami lonsor berkali-kali dan sering mendapat kunjungan dari para aparat dari kecamatan. Mereka foto sana, foto sini, bertanya ini, itu............ Tetapi tak ada bantuan sedikitpun yang diberikan.

Gelombang-gelombang yang sangat jelas terlihat dari dekat adalah jalan desa. Baru beberapa bulan aspal digelar di jalan Jalatunda, kini sudah terasa bergelombang. Jalan yang bergelombang ini yang paling parah terjadi mulai dari sebelah selatan SDN 2 Jalatunda dimana seluruh badan jalan bergelombang, naik turun mencapai kedalaman sekitar 20 cm, dan ketinggian 20 cm dari posisi semula.

Mengapa hal ini bisa terjadi?
Ada banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya gelombang di badan jalan. Pertama karena kualitas pengaspalan jalan yang kurang bagus, kedua karena banyaknya truk-truk bermuatan pasir yang sangat berat yang lalu-lalang melintasi jalan desa Jalatunda, serta kondisi struktur tanah yang relatif labil.
Hal ini mengakibatkan kendaraan yang melintas harus ekstra hati-hati agar tidak terperosok dalam lubang yang cukup dalam.

Pemerintah hendaknya lebih memperhatikan kondisi Desa ini agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah. Terlebih lagi atas tikungan selatan SDN1 Jalatunda yang belum diaspal, tetapi penduduk setempat cukup punya rasa peduli dengan menambal lubang-lubang yang dalam menggunakan tanah dan pasir. Kalau tidak hujan akan bagus, enak dilewati. Akan tetapi kalau kena hujan, ala mak ............................
Jalan itu berubah jadi bubur coklat, yang kalau tidak benar-benar trampil naik motor akan bisa terpelanting jatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar